Loading...
IbadahTuntunan

Hemat Air dalam Berwudhu

Wudhu dalam bahasa Arab berarti kebersihan. Sedangkan menurut syari’at, wudhu adalah membasuh anggota tubuh yang ditentukan menggunakan air yang suci dengan tata cara tertentu. Dalam islam, wudhu menempati posisi penting, yaitu sebagai syarat sah-nya ibadah sholat. Artinya adalah bahwa secara umum ibadah sholat seorang muslim tidak akan diterima jika dia tidak berwudhu terlebih dahulu.

Air merupakan alat paling utama yang digunakan oleh umat muslim dalam bersuci, termasuk berwudhu. Dalam hal ini, umat muslim sejak zaman Rasulullah hingga zaman sekarang seringkali melakukan pemborosan penggunaan air dalam berwudhu. Kisah tentang sahabat Rasulullah yang boros dalam penggunaan air saat berwudhu tercatat dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah berikut ini:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: رَأَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَتَوَضَّأُ، فَقَالَ: لَا تُسْرِفْ، لَا تُسْرِفْ

Artinya: Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah melihat seorang pemuda yang sedang berwudhu, lalu beliau berkata: “Jangan boros, janganlah boros”.

Dalam hadis lain juga disebutkan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِسَعْدٍ، ‌وَهُوَ ‌يَتَوَضَّأُ، فَقَالَ: مَا هَذَا السَّرَفُ فَقَالَ: أَفِي الْوُضُوءِ إِسْرَافٌ، قَالَ: نَعَمْ، وَإِنْ كُنْتَ عَلَى نَهَرٍ جَارٍ.

Artinya: Dari Abdullah bin Umar, bahwasannya Rasulullah mendaatangi Sa’ad yang sedang berwudhu, lalu Rasulullah berkata: “Kenapa (wudhu-mu) boros sekali wahai Sa’ad”. Lalu Sa’ad menjawab: “Apakah dalam wudhu juga ada keborosan wahai Rasulullah?”. Rasulullah Menjawab: “Ya!, walaupun kamu berwudhu di sungai yang mengalir”.

Dua hadis di atas merupakan nash yang mengisahkan bahwa Rasulullah menegur sahabatnya yang berlebih-lebihan (boros) menggunakan air dalam berwudhu. Dalam hadis di atas Rasulullah bahkan melarang untuk boros dalam berwudhu, walaupun jika seseorang sedang berwudhu di sungai yang mengalir. Maksudnya adalah umat Islam dilarang untuk boros menggunakan air saat berwudhu, meskipun dia memiliki persediaan air yang sangat banyak.

BACA JUGA:   Hisab Muhammadiyah dan Tuntunan Ibadah Ramadlan

Pada zaman sekarang, umat Islam tanpa sadar sering melakukan pemborosan air saat berwudhu. Pemborosan dalam berwudhu contohnya berwudhu di keran dengan volume air yang sangat deras, padahal sejatinya keran air dapat dikecilkan alirannya dan sudah cukup untuk digunakan berwudhu. Contoh lain dari pemborosan dalam berwudhu yaitu seseorang sering membasuh anggota tubuh saat berwudhu lebih dari 3 kali basuhan, hal itu termasuk pemborosan air, karena Rasulullah telah mengajarkan untuk membasuh sebanyak 3 kali saja, sehingga jika melebihi jumlah tersebut maka termasuk pemborosan air.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh umat Islam agar tidak boros dalam penggunaan air saat berwudhu. Pertama, mengecilkan volume air di keran ketika berwudhu, karena sesungguhnya wudhu dengan air yang sangat deras merupakan pemborosan. Kedua, mencukupkan membasuh anggota badan ketika berwudhu dengan 3 kali basuhan, hal itu sejalan dengan sebuah hadis riwayat Ibnu Majah:

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ عَنِ الْوُضُوءِ، فَأَرَاهُ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: هَذَا الْوُضُوءُ، فَمَنْ زَادَ عَلَى هَذَا فَقَدْ أَسَاءَ، أَوْ تَعَدَّى، أَوْ ظَلَمَ.

Artinya: dari Amr bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata: Seorang Badui mendatangi Rasulullah dan bertanya kepadanya tentang wudhu. Kemudian Rasulullah menunjukkannya cara berwudhu (dengan membasuh) sebanyak tiga kali dan tiga kali, lalu Rasulullah berkata: “Ini adalah cara wudhu, jadi siapa yang melakukan lebih dari ini, maka dia berbuat zalim, atau melampaui batas, atau berbuat tidak adil.”

Demikianlah Rasulullah melarang umatnya untuk berlebih-lebihan dalam segala hal, termasuk dalam penggunaan air saat berwudhu. Jika dalam hal ibadah saja kita dilarang untuk berlebih-lebihan, maka begitupun dalam hal duniawi, kita juga tidak boleh berlebih-lebihan. Hal tersebut diajarkan Rasulullah untuk melatih kita agar lebih bersyukur, tidak menghambur-hamburkan nikmat yang telah Allah berikan, dan melatih kita untuk hidup hemat dan disiplin, dalam hal ibadah maupun kehidupan sehari-hari. Wallahu A’lam bi Ash-Shawwab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *